Oleh : Yosis Sentris Lilihata.Amd.,SE.
Kemerdekaan adalah kebebasan sepenuhnya suatu negara untuk mengurus negaranya sendiri tanpa intervensi dari pihak luar. Kemerdekaan identik dengan lepas dari belenggu kesengsaraan untuk menuju kesejahteraan dan keadilan.
77 Tahun sudah negara tercinta kita menapaki perjalanannya sebagai negara yang merdeka. Usia yang seharusnya cukup matang untuk melakukan pemerataan pembangunan dari semua sisi, baik itu pembangunan fisik, pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) dan lainnya.
Namun, apa yang diharapkan setelah menjadi negara merdeka masih jauh panggang dari api. Negara belumlah maksimal mengurus semua kepentingan masyarakatnya, terlebih khususnya di pedalaman atau pegunungan di seluruh Indonesia. Salah satunya adalah di pegunungan Seram Utara, Kecamatan Seram Utara, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku.
Di daerah ini, akses jalan atau infrastruktur yang merupakan jantung pergerakan dari semua sendi perputaran ekonomi masyarakat masih sangat mengkhawatirkan.

Masyarakat harus melewati jalan yang gawat dan beresiko pada jalan yang menghubungkan lima negeri di pegunungan Kecamatan Seram Utara, yaitu Negeri Kaloa, Negeri Elemata, Negeri Hatuolo, Negeri Manusela dan Negeri Maraina.
Di banyak titik jalan, kalau pada musim penghujan jalan becek dan berlumpur. Yang cukup parah adalah Jalan Sertuan menuju Negeri Kaloa, yang sampai saat ini belum ada perhatian pemerintah dalam hal peningkatan pengaspalan. Kondisi ini diperparah lagi dengan kerusakan jembatan yang mengakibatkan biaya transportasi jauh lebih tinggi dari biasanya.

Biasanya 150.000 per orang untuk biaya ojek sekali jalan, kini bisa melambung sampai 300.000 per orang sekali jalan.
Juga pada akhirnya berdampak pada kendaraan roda 4 untuk pengangkutan barang pribadi maupun kepentingan masyarakat secara keseluruhan yang biasanya Rp.700.000 sekali carter sekali jalan, melonjak menjadi Rp.1.500.000 sekali jalan bahkan sampai Rp.2.000.000 sekali jalan dikarenakan kondisi jalan dan jembatan yang rusak. Hal ini karena tingkat resikonya dihitung oleh penyedia transportasi yang akhirnya harga ongkos jadi melambung.
Masyarakat berharap ada perhatian dari pemerintah. Baik pemerintah daerah maupun pemerintah pusat. Padahal, sudah beberapa kali pengambil keputusan daerah baik anggota legislatif maupun eksekutif sudah melewati jalan ini, namun hingga kini seakan tindak lanjutnya tak kunjung ada, entah kenapa.
Ribuan masyarakat yang mendiami pegunungan seram utara yang sangat mencintai Indonesia sangat berharap adanya perhatian dari pemerintah terkait infrastruktur jalan maupun jembatan yang hingga kini belum kunjung tersentuh pembangunan dan perbaikan.
Entah sampai kapan, namun setiap datangnya hari kemerdekaan ini, kami ingin juga merasakan bagaimana merdeka yang seutuhnya itu.
Penulis adalah, Aktivis lingkungan, Pendiri Sekolah Adat Patanata Manusela